Sabtu, 06 Juni 2015

Alam Mempertemukan



Libur kuliah kali ini enaknya ke mana ya? Liburnya lumayan lama loh dari tanggal 4 April sampai tanggal 10 April. Kalau Cuma diam di kos sih membosankan sekali, mendingan kita jalan jalan aja. Kali ini aku nekat sendirian ke Jember naik kereta api. Untuk pertama kalinya liburan naik kereta sendirian ke kota orang pula, entah ini efek dari aku berontak atau emang aku senang jalan-jalan sendiri? Tapi menurutku perjalanan kali ini merupakan penghiburan diriku sendiri karena hati dan pikiranku sangat suntuk entah karena kebanyakan pikiran atau kenapa, apa lagi hatiku saat itu sungguh kacau gak berbentuk dah. 

Perjalanan ke kota Jember dengan kereta api dari arah Malang selama 5 jam, aku naik kereta ekonomi (sekarang semua kereta ekonomi ada AC nya). Ke stasiun Malang aku di antar sama Yoga dan di Jember aku langsung sendirian keliling cari penginapan yang berada dekat dari stasiun karena aku tiba di sana sudah larut malam dan sedikit takut kalau harus jalan jalan lagi. Aku di jember selama 4 hari dan waktuku Cuma aku gunakan buat keliling keliling sekitar Jember saja, gak sempat ke pantai maupun air terjun karena saat itu sering hujan. Aku kembali ke Malang lagi pada tanggal 9 dan kali ini aku tidak naik kereta api melainkan naik bus tapi kali ini balik ke Malangnya tidak sendirian melainkan di temanin sama Yayan. Untuk pertama kalinya lagi aku naik bus (bener-bener berasa backpaker-an). Perjalan naik bus sama dengan naik kereta api yaitu 5 jam. Bus yang kami naikin tidak ber-AC dan sering berhenti di beberapa terminal.  Kalau aku di suruh menilai enak naik apa? Aku jawab enak naik kereta karena sudah pakai AC dan gak mutar-mutar, kalau naik bus itu bau asap rokoknya yang gak sanggup –“

Liburku berlanjut karena aku ikut teman-temanku mendaki gunung Panderman yang berada di kota Malang tepatnya di Batu. Aku bersama 4 orang temanku (Yoga, Edo, Emik, Agung) berangkat hari sabtu dan berencana pulang hari minggu karena gunung panderman tidak terlalu tinggi jadi sepakat Cuma sehari aja. Ketinggian gunung panderman 2045 mdpl.  Pagi pagi sebelum kami berangkat aku ke pasar buat belanja logistik di gunung, kami membawa ikan buat di bakar di gunung (sesuai permintaannya emik mau makan ikan bakar di gunung). Aku hanya membawa ransel 1 dan isinya hanya sleeping bag dan tidak membawa baju ganti.

Kami semua berangkat sehabis zuhur karena nunggu Emik pulang kuliah dulu, dan semua schedule berantakan tidak sesuai jadwal yang sudah di rencanakan, ya beginilah manusia hanya bisa merencakana dan Allah yang menentukan (ambil positifnya aja) di perjalanan ke sana kita semua kehujanan waktu masih di jalan raya terpaksa kita semua berhenti dan memakai jas hujan, aku sendiri harus beli jas hujan dulu baru bisa pakai soalnya kebiasaan suka sama hujan jadi males kalau harus pakai jas hujan. Sekitar satu jam perjalanan akhirnya kita semua tiba di parkiran motor menuju gunung Panderman.
Kami memulai perjalanan tracking jam 3 sore, banyak istirahat dan mencari jalan soalnya jalan menuju puncak panderman banyak cabang, yang sudah pernah ke sana Cuma Emik jadinya kita semua mempercayakan rutenya ke Emik. Beberapa kali kami bertemu dengan rombongan pendaki yang lainnya dan beberapa kali juga kami bertemu dengan penduduk setempat yang sedang berkebun. Awal perjalanan kita di suguhi oleh kebun kopi dan ladang penduduk semakin tinggi dan semakin jauh kami melangkah kini hanya tersisa hutan saja. Kami sempat berhenti untuk beristirahat atau Cuma minum dan ngemil, sampai akhirnya kita tiba di latar ombo (ini tempat buat nge-camp atau yang berada di antara puncak sama kaki gunung panderman) kami disini bertemu dengan 3 pria yang beberapa kali berpapasan dengan kami selama perjalanan tadi. Kami ber 5 sedikit berbincang dan menanyakan rute menuju puncak panderman dan ternyata mereka juga ingin ke arah puncak, ini merupakan kesempatan baik untuk bersama-sama menuju puncak dan kita bisa tidak salah arah karena hari sudah mulai sore dan  matahari sudah ingin bersembunyi dan diganti dengan malam agar tidak buang-buang waktu maka kami semua memulai perjalanan menuju puncak Panderman.

Selama perjalanan dari latar ombo ke arah puncak total kelompok kita menjadi 8 orang, kami ber 5 di tambah 3 pria tadi dan perkenalkan nama mereka Orion, Bima dan Adit.  Rutenya menurut aku pribadi lumayan melelahkan soalnya jalannya tanjakan banget dan tinggi antara yang satu dan yang lain sekitar 50 cm dan berhasil membuat kaki kami kram karena menahan beban di kaki lebih banyak, tapi karena kita semua saling tolong-menlong hal seperti itu tidak menjadikan masalah malahan itu akan menjadi sebuah kenanganyang selalu akan kami ingat dan kami ceritakan kelak. Setelah berjalan beberapa menit menyusuri hutan hujan pun turun angsung dengan derasnya, kami segera memakai jas hujan yang kami bawa tadi. Setelah semua mengenakan jas hujan kami semua pun melanjutkan perjalanan, namun siapa yang menyangka kalau jalan yang ada di depan kita semua tertutup oleh derasnya arus air hujan yang berasal dari atas sana. Kami pun kebingungan untuk melanjutkan perjalanan ini ataukah balik menuju latar ombo karena jalannya tertutup oleh aliran air hujan yang deras, namun sebelum kami berfikir semakin lama si Orion memberitahukan kami kalau jalan yang kita lewati mengikuti arah aliran air supaya tidak terpeleset, kami semua pun akhirnya melanjutkan perjalanan. Hujan, basah, kaki kotor, celana kotor, sepatu kemasukan air, semua pokoknya kita lewati bersama. Beberapa kali Yoga mengalami kaki kram, beberapa kali aku jatuh karena licinnya jalan yang kami lewati. Tak terasa malam pun tiba, kami masih berada di perjalanan menuju puncak dan ditemani hujan yang sangat deras, kini badanku sudah mulai terasa dingin dan mulai susah untuk melihat jalan yang berada di depan. Sekitar jam 6 sore akhirnya kami tiba di Puncak Panderman.

Tujuan menuju puncak sudah kita temukan, kini saatnya kita mencari tempat untuk membangun tenda, namun sebelumnya kami semua membangun shelter, aku hanya wanita sendiri di suruh diam  di dalam shelter dan yang lainnya sibuk membangun tenda. Dalam diam aku merasa sangat kedinginan dan aku tidak membawa baju ganti untuk menghilangkan kedinginan ini. Dalam diam aku bersyukur akhirnya aku bisa sampai puncak bersama teman-temanku. Dalam diam aku bersyukur Allah mempertemukan aku kepada teman-teman seerti mereka dan mempertemukan kami dengan orang-orang seperti Orion, Bima dan Adit. Dalam diam lagi ternyata mereka sudah selesai membangun tenda, akhirnya aku di suruh berganti pakai baju yoga soalnya baju yang aku kenakan sudah terlalu basah dan takutnya aku masuk angin. Setelah berganti pakaian kami semua berpindah tempat ke tempat ngecamp. Dalam diam sekali lagi aku berfikir jangan pernah meremehkan jika mendaki gunung, karena seberapapun tigginya gunung itu kita tidak akan tau apa yang akan dihadapi hari itu, seperti sekarang diriku tidak membawa baju ganti karena berfikir hanya sehari dan tidak perlu berganti pakaian ternyata kena basah dan alhasil bingung pakai baju apa.
Di dalam malam dan di bawah ribuan bintang kami semua bersiap-siap makan malam. Menu malam ini adalah ikan bakar yang sesuai pesanan Emik mau makan ikan bakar di gunung, kami membakar memakai parafin dan kami memakan bersama dengan teman baru kami, beberapa kali pendaki lain melewati tenda kita dan saling menyapa dan ternyata banyak juga yang ngecamp bersama kita. setelah makan kami semua asik bermain kartu dan berbincang-bincang banyak hal dengan melihat ribuan bintang yang terlihat jelas berada di atas kita. Sungguh malam yang indah karena kita jauh dari keramaian kota, tidak ada sibuk dengan gadget, tidak ada keramaian kendaraan yang ada hanya kami di temanin suara alam dan di sinari oleh terangnya rembulan malam. Malam semakin malam dan kami semua sudah lelah, berarti saatnya untuk tidur. Selamat malam kawan semuanya, selamat beristirahat, kami semua tidur dengan lelap.
Selamat pagi panderman, kami ber 5 tidak ada yang bangun untuk melihat sunrise, kami semua bangun kesiangan karena kami pasti kelelahan kemarin dalam perjalanan. Lucu juga sih gak ada yang bangun sama sekali, gakada yang mengabadikan sunrise dari panderman. Dalam awal nyawaku sadar aku mendengar suara keramaian orang-orang yang habis melihat sunrise, aku tidak ingat ada berapa puluh orang yang jelas banyak lahhh. Satu per satu dari kami akhirnya sadar dan bangun, kami semua masih bermalas-malasan di dalam tenda. sekitar jam 8 pagi kami keluar tenda dan bersiap masak sarapan dan tidak lupa menjemur pakaian yang kemarin basah. Dalam pagi kami di temanin banyak monyet yang berkeliaran di sekitar tenda kami, awalnya aku takut tapi setelah melihat mereka tidak mengganggu akhirnya aku biasa aja asal mereka tidak mendekat, kami disini bertemu dengan banyak pendaki yang lainnya kami saling menyapa dan melemparkan senyum. Senangnya diriku jika kegunung itu semua dianggap kelaurga, tidak ada yang sombong, tidak memilih milih, karena kita semua disini sama hanya bagian kecil dari megahnya bumi ini. Menunggu makanan masak kami bermain dan bercerita banyak hal dan jam makan pun sudah tiba, kami semua mengisi perut dan setelah ini kami semua bersiap pulang. Perjalanan pulang dengan cuaca cerah dan hati pun senang kami berjalan menyusuri jalan yang kita lewati kemarin, sekitar 2,5 jam akhirnya kami semua sampai di bawah. Kami tidak langsung pulang, tapi kami semua makan bakso. Dan di warung bakso inilah kami akhirnya berkenalan dengan 3 pria yang dari kemarin bersama kita (selama di gunung kita hanya memanggil mas dan mba tanpa menyebut nama karena belum berkenalan) satu persatu dari kita menyebutkan nama. Aku dan mereka bertukar nomor telepon supaya komunikasi kami tidak hanya sampai di sini melainkan jika sudah di Malang kami tetap komunikasi dan tetap menjaga silaturahmi. Dan kami berencana akan berlibur sama-sama ke sebuah gunung yang ada di Indonesia.

Diawal inilah kami bertemu, di awal inilah kami memulai, di awal inilah kami dipertemukan dan memulai cerita...

Apakah hanya ucapan semata? Apakah hanya basa basi semata? Ataukah emang jadi bakalan berlibur bersama? Gunung mana yang akan kita tuju? Atau hanya sebuah tempat yang bisa di datangin bersama? Tunggu kelanjutannya hanya di cerita-ceritaku selanjutnya... karena aku sekarang belum tau apakah bakalan traveling lagi atau tidak. Semoga saja masih diberi umur panjang dan di beri kesehatan agar bisa menikmati keindahan alam indonesia lagi....

Tidak ada komentar: