Kali ini aku akan cerita tentang
perjalananku ke bukit yang letaknya di Desa Argosari, kecamatan Senduro, Kab.
Lumajang Jawa Timur. Perjalananku kali ini tidak sendirian, aku di temanin oleh
14 orang dan mereka adalah teman kuliah, salah satu diantara mereka adalah
sepupuku yang kupanggil ka Afni. Kami mengunjungi tempat yang lagi populer bagi
kalangan mahasiswa traveler di Malang sebuah bukit dengan julukan “Negeri
diatas awan” yang bernama B29 artinya bukit 2900 mdpl.
Kami berangkat dari malang pukul 21.00
WIB menuju Lumajang menggunakan 2 mobil pribadi, aku berada di mobil depan, aku
di temanin oleh Ardi, Lukman, Ka Afni, Tiwi, Yudi, Jupri dan Agung. Dan di
mobil satunya ada Edo, Barun dan saudara Ardi yang sampai perjalanan pulang pun
aku gak tau namanya siapa aja (hehehe) tiba di Lumajang pukul 02.00 WIB kami
langsung menuju desa Argosari di temanin oleh indahnya langit kota Lumajang
dengan ribuan bintang yang bertaburan di angkasa dan di buat lebih lengkap oleh
hadirnya bulan yang kala itu bentuknya sangat indah dan sangat terang sekali.
Malam itu menjadi malam yang indah bagiku karena nikmat tuhan yang
mempersilahkan aku menikmati keindahan langit malam.
Sekitar satu jam kami menempuh
perjalanan menuju desa Argosari dengan jalan yang semakin terjal dan banyak
lika liku, di temanin oleh gelapnya malam dan mobil kami sempat susah naik
karena jalanan yang tidak terlihat membuat Ardi kaget dengan jalannya sehingga
Ardi kurang mempersiapkan mobilnya untuk melakukan jalan menanjak membuat kami
yang berada di dalam mobil sedikit cemas karena kalau sampai mobilnya mundur
terlalu jauh kami semua akan jatuh ke jurang (kiri dan kanan kita adalah
jurang) tapi karena Ardi ahli bawa mobil masalah sepertiitu dapat diatasi dan
akhirnya kita lanjutkan perjalanan hingga tidak terasa kita semua sampai di pos
tempat penitipan mobil. Dikarenakan mobil hanya bisa sampai di pos itu saja dan
ternyata kami memarkir mobil di depan rumah warga.
Aku dengan 14 orang lainnya melanjutkan perjalanan sekitar
8 km dengan berjalan kaki, seperti layaknya pendaki gunung kami semua melakukan
hiking untuk menuju puncak B29. Sebelum perjalanan ini dimulai kita semua
melakukan doa bersama agar selalu dalam lindungan Allah dan tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah berdoa aku dengan ka Afni melakukan
perjalanan paling depan dan semakin lama perjalanan kita di susul sama Lukman,
Agung dan Yudi. Dengan kondisi jalan setapak yang terjal dan menanjak, di
temanin cahaya bintang dan gelapnya malam kita berjalan untuk sampai ke puncak,
di tengah perjlanan kami beristirahat sambil melihat ke langit yang penuh
bintang-bintang dan kami bertemu dengan Tiwi, Edo dan Ardi. Kami sempat berbincang
sejenak hingga akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanan lagi untuk segera
sampai di puncak B29. Tidak lama kemudian Tiwi dan Ardi lewat di antara
kerumunan orang dengan menggunakan ojek, kami semua memaklumi karena mereka
terlihat lelah selama di perjalanan, kami melanjutkan perjalanan hingga bertemu
dengan pos dan di sini harus membayar per orang 2000 rupiah (kalau menurutku
kita membayar karena tempat ini merupakan tempat wisata alam yang sudah banyak
dikenal orang, dengan begitu bisa di manfaatkan uang hasil dari pembayaran
wisatawan tersebut untuk tambah meningkatkan fasilitas yang ada di B29) di pos
kami bertemu dengan Jupri dan Edo yang sebelumnya mereka berdua berada di
belakang kita akhirnya kami ber enam terus melanjutkan perjalanan yang tersisa
3 km tersebut (jarak pos hingga puncak B29 berkisar antara3 km).
Hingga pada suatu ketika matahari mulai menunjukan bias
cahayanya pertanda matahari akan segera terbit menampakan diriya. Kami yang
masih berada di perjalanan tidak segera naik karena kami benar-benar sangat
ingin menikmati kilauanya matahari yang sedikit demi sedikit mulai memberikan
kilauan sinar mentari pagi yang sungguh indah 
di pandang dan sangat eksotis, aku dan ka Afni tidak lagi memikirkan
puncak karena pada tempat yang sekarang kami pijak dapat memberikan keindahan
alam yang sungguh indah, membuat kami tidak ingin melewatkan momen indah ini
begitu saja dan juga kami mengabadikan momen ini dengan meotret setiap
pergerakan langit yang sungguh luas ini. Karena aku dan ka Afni asik menikmati
keindahan langitnya kami malah di tinggal oleh yang lainnya menuju puncak B29
tetapi aku memilih di tempat ini dahulu untuk beristirahat dan menikmati
hangatnya sinar mentari pagi di temanin oleh kanan dan kiri kita adalah kebun
peduduk yang memeberikan nilai + kepada penikmat langit dan gunung. Aku dan ka
Afni bersantai sekitar watu jam selanjutkan kami melanjutkan untuk menuju
puncak B29 dengan sangat santai karena kami tidak ingin menyianyiakan momen
berjalan di ataas awan seperti sekarang ini. Kebanyakan orang yang menyebut B29
dalah negeri diatas awan dan benar saja aku melewti awan yang berupa kabut yang
tebal di sekitar kita.
Semua
perjalanan terbayar dengan keindahan pemandangan di puncak yang sangat indah.
Pemandangan yang dibalut dengan awan dan merasakan kita berada lebih tinggi
dari awan tersebut. Di depan kami Gunung Bromo dan Gunung Batok sementara di
sisi kiri kami ada Gunung Semeru. Di puncak inilah aku kembali bertemu dengan
ke 12 teman-temanku dan akhirnya kita semua kembali bercengkrama dan
mengabadikan setiap momen dan tak lupa kami semua berfoto-foto untuk kenang
kenangan kala kita tidak bersama lagi. Di puncak ini kami bertemu dengan banyak
orang yang sebagian ada membuat tenda untuk ngecamp di sana dan sebagian lagi
sama dengan kami mendaki subuh untuk menikmati sunrise dari puncak B29 ini.
Setelah sekitar pukul 9.00 WIB kami memilih untuk turun menuju mobil dan
melanjutkan perjalanan ke air terjun Madakaripura, namun sebelum perjalanan
turun kami semua mengisi perut dengan pisang goreng atau mie instan dengan teh
hangat atau susu hangat. 
Turun menuju
mobil hanya 6 orang saja yang tidak menggunakan ojek sedangkan yang lain sudah
terlebih dahulu turun menggunakan ojek, untuk perjalanan turun memerlukan waktu
2 jam jika Perjalanan pulangnya jalan kaki, jarang sekali kita bisa berlari
saat menuruni B29 karena track yang kita lalui banyak batu batu kecil yang
tidak beraturan dan tanah yang basah membuat jalan tersebut menjadi licin
sehingga kita tidak bisa lebih cepat tiba di mobil belum lagi dengan kami harus
menepi jika ada ojek ojek yang lewat. Aku dengan ka Afni melakukan perjalanan turun
terlebih dahulu dan di belakang kami ada Edo, Agung, Jupri, dan Yudi. Aku dan
ka Afni pertama kali tiba di mobil dan kami di smabut oleh teman-teman yang
lain dan sedang tertidur di mobil (sepertinya mereka lelah). Aku dan ka Afni
segera mencari kamar mandi buat mengganti pakaian kami yang sudah kotor dan bau
tidak sedap habis berkeringat, setelah mendapatkan kamar mandi dan berganti
pakaian serta membersihkan diri teman-teman kami yang lain akhirnya tiba semua
di mobil dan kami melanjutkan perjalanan lagi untuk menuju air terjun
Madakaripura. Edo dan Ardi bergantian mengendarai mobilnya, Edo di mobil kami
dan Ardi di mobil yang satunya. Pada saat Edo mengendarai mobilnya sangat
menyeramkan karena Edo pembalap yang biasanya menggunakan jeep malah kali ini
dia menggunakan mobil biasa alhasil penumpang yang ada di mobil kami banyak
banyak berdoa semoga selamat sampai tujuan.
Di perjalanan
kami sempat berpisah dengan mobil Ardi karena kita berada jauh di belakang dan  mobil Ardi akhirnya kita menunggu mobilnya di
pom bensin yang berada di kota dan setengah jam kemudian kami pun bertemu
dengan mobil ardi dan keputusan tidak jadi ke air terjun madakaripura pun
terpaksa kami pilih karena tidak memungkinkan waktunya untuk ke sana. Mobil
yang kami pinjam harus sudah berada di Malang sebelum jam 5 sore. Kami mampir
di Rawon nguling wilayah Probolinggo dan kami melanjutkan perjalanan ke arah
Malang lewat Lumajang – Probolinggo – Pasuruan – Pandaan – Lawang selama 4 jam
perjalanan dan kami semua sampai di Malang dengan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar