Rabu, 24 Juni 2015

Another Rakum's Story


Hari itu tepat seminggu setelah pulang dari gunung Argopuro, aku kembali mendaki gunung lagi kali ini aku ke Ranukumbolo yang berada di semeru. Aku cuma berdua aja dengan dia yang sekarang dekat denganku, dekat dalam artian sebagai “teman” bukan lebih dari sekedar teman. Awalnya aku gak mau kalau berdua, temanku yang lain lelah dan mereka gak ada yang mau ikut. Sebenarnya aku ke Ranukumbolo memiliki maksud mau ngasih hadiah ulang tahun ke dia soalnya baru aja dia ulang tahun. akhirnya ya sudahlah aku pergi ke gunung berdua aja sama dia.

Perjalananku waktu itu banyak yang gak tau, cuma 2 orang temanku aja yang tau soalnya kita minjem barang ke mereka. Sedangkan teman dekatku aja gak ada yang tau perjalanan diam-diamku, Setiap di tanya jadi kalian ke gunung dan kompak jawabnya “ENGGAK, LAH GENDENG KALAU CUMA BERDUA AJA” karena emang aku dengan dia dulu pernah memiliki sedikit masalah hati yang selesai dan berakhir dengan salah satu dari kita menjauh. (hahhaha sedih) Cerita masa lalu kita sudah berlalu dan kini kita memulai lagi dengan cerita yang baru. Dengan awal yang sangat membingungkan. “Aku takut aku takut aku takut” selalu seperti itu yang ada di pikiranku. 

Aku menikmati perjalananku selama mau ke Ranukumbolo, baik itu dalam mempersiapkan barang, belanja keperluan untuk di sana, mempersiapkan semua barang-barang yang kita pinjem serta semua yang di rahasiakan dari yang lainnya, aku sangat menikmati semuanya karena yang kulakukan semua denganmu aku bahagia. 

Paginya kita masih sama-sama kuliah dengan perasaan sedikit cemas dan gak yakin  (pagi pun masih belum jelas jadi berangkat atau enggak di karenakan masih di PHP dosen pembimbing KKP dia) waktu itu dosennya menyuruh dia untuk ke Kediri menyelesaikan tugas KKPnya namun saat itu juga kita mau pergi ke Ranukumbolo yang sudah direncanakan jauh-jauh hari, saat – saat yang menegangkan pun tiba ketika perkuliahan sudah selesai dan dia bersama kelompok KKPnya ketemu sama dosen yang membimbing daaaaannnnn......... 

“untuk minggu ini saya tidak bisa, kemungkinan minggu depan baru bisa ke sana”  

Ya seperti itulah ucapan yang di keluarkan oleh dosen pembimbing tersebut. Spontan saja dia langsung menoleh kepadaku untuk memberitahukan itu dan jelas saja aku senang dan aku ketawa karena bahagia akhirnya jadi juga berangkat ke Ranukumbolo (dalam hatiku aja sih senang soalnya gak mungkin aku joget-joget dalam ruang kelas). Setelah itu aku masih nungguin dia di depan gedung soalnya dia sama kelompoknya masih dikasih pengarahan sama dosen pembimbingnya untuk tugas KKP. Pukul 11.00 akhirnya dia keluar juga dari gedung dan menghampiriku yang dari tadi sudah menunggu lumayan lama di depan gedung fakultasku.

Kami mempersiapkan semuanya baru hari itu, malam kemarin sehari sebelum keberangkatan dia sakit demam. Badannya panas dan malam itu dia sedang bersamaku (dalam hatiku berkata kalau besok masih sakit yaudah di batalkan aja ke Ranukumbolonya) tapi subuhnya dia menghubungi kalau sudah sehat dan memutuskan jadi ke Ranukumbolo. Kami mempersiakan extra cepat dari mulai menyewa kompor, meminjam carrier, belanja logistik, siapin baju, ngambil jaket di penjahit dan gak lupa minjam kamera buat foto-foto di sana. Kami berencana mau berangkat sehabis Jum’atan supaya bisa tracking ke Ranukumbolonya hari itu juga dan berencana seharian hari Sabtu santai-santai di Ranukumbolo menikmati alam dan keindahannya, tapi rencana hanya menjadi sebuah rencana dan tuhan yang menentukan (ngomong apa sih –“) karena persiapannya belum ada dan semua serba mendadak di lakukan di hari itu juga, akhirnya packing dan lain-lain baru selesai sehabis magrib.

Sehabis magrib kita berangkat ke Ranupane menggunakan motor Oyon dan kurang lebih 2 jam perjalanan kita lalui dengan banyak bercerita di sepanjang jalan sambil gak jelas di jalan ketawa-ketawa, sempat nyasar, ban motor bocor, nyari rumah sakit dan gak terasa akhirnya kita nyampe juga di Ranupane. Sesampainya disana kita menuju tempat istirahat (sudah terlalu malam untuk ke perizinannya) malam itu kita akan menginap sebentar di Ranupane dan besok akan melakukan perjalanan menuju Ranukumbolo. Malam itu kami bertemu dengan pendaki lainnya yang berencana mendaki besok juga, dia sama seperti kita Cuma berdua aja dan dia berencana besok bareng dengan kita untuk melakukan pedakian karena mereka berdua belum pernah ke Ranukumbolo sedangkan kita sudah pernah ke sana dulu. Kita membangun tenda dengan santai, habis itu kita beres-beres di dalam tenda dan merapikan semua barang-barang di dalam tenda dan selanjutnya kita mau tidur supaya besoknya bisa segar dan fresh buat melakukan perjalanan. Saat mau tidur ituuuuuu tau tau Oyon datang dengan seorang temanku yang di sembunyikan, aku mah biasa aja pas tau Oyon datang ngantar jaket tapi aku langsung spontan bangun dan langsung membangunkan dia karena temanku yang ikut ke Ranupane itu adalah Linggar. Aku langsung salah tingkah karena ketahuan jadi kegunung dan hanya BERDUA sama dia. Aku kebingungan dan gak tau mau berbuat apa, tapi Linggar bilang tenang aja gak aku kasih tau ke anak-anak yang lain dan dia juga buat aku tenang jadinya aku berusaha tenang dan akhirnya kami berempat makan bersama sebelum Oyon dan Linggar kembali pulang ke Malang.

Malam semakin larut, bintang-bintang semakin jelas menampakan kilaunya seperti ribuan permata yang bertaburan diatas kepalaku. Tapi mata ini gak sanggup untuk melihatnya serta membidiknya dengan mata lensa kamera akhirnya kami memutuskan untuk tidur dan ingin bangun jam 3 buat memotret bintang-bintang tersebut. Kami akhirnya kembali bersiap untuk tidur, “selamat tidur buat kamu, semoga tidur nyenyak” (aku ngucapin dalam hati aja).

pppssssttttt, ini belum ending loh, hanya sepenggal cerita perjalananku. mau tau lanjutannya? tunggu postku selanjutnya ya dan masih sambungan dari cerita ini.

Tidak ada komentar: