Rabu, 19 Agustus 2015

Hubungan susah move on dengan pergi ke pantai

Siapa yang nggak suka pantai? Kita berdua yakin kebanyakan anak muda betah berlama-lama di pantai, apalagi mereka yang punya kenangan tersendiri dengan pasir dan ombak yang seakan membawa pesona tersendiri ditengah hamparan laut dan langit yang menyatu. 

Pergilah ke pantai, buanglah segala apa yang menyesakkan hati. Berbahagialah di sana. Pergilah ke sana sesukamu. Kau ingin melihat bagaimana indahnya fajar menyapa ombak? Pergilah di pagi hari. Kau ingin melihat birunya laut dan langit? Pergilah di siang hari. Kau ingin melihat romantisme senja yang membiaskan warna indahnya pada laut? Pergilah di sore hari. Dan kau ingin tahu bagaimana bulan dan bintang berdendang mesra dengan ombak? Pergilah di malam hari. Tak perlu risau dan takut melihat orang lain yang menikmati fajar, mentari, senja, bahkan bulan bersama orang yang mereka cintai. Bukankah itu semua akan menyadarkanmu bahwa kau pantas bahagia seperti mereka. Pergilah ke pantai sesukamu asal kau tahu pantai yang kau kunjungi cukup kondusif untuk kau datangi sesuka hatimu.

Ini hanyalah segelintir tips bagi yang ingin beradu dengan ombak dalam waktu dekat :

Pertama, pergilah ke pantai bersama sahabatmu atau orang terdekatmu. Setidaknya mereka akan memberimu pundak bahkan pelukan saat kau merintih selalu mengingat dia. Dan setidaknya mereka akan membagi sandalnya untukmu ketika kau lupa membawanya.
Kedua, gunakan sunblock. INI PENTING !! seperti yang dikatakan iklan-iklan di TV, matahari bukan sahabat baik untuk kulit. Apalagi buat para jomblo yang susah move on jangan sampai kulit kalian terbakar, karena kesempatan kalian buat dapat pacar akan berkurang 10 %. Kecuali kalau pengen kulitnya seeksotis Kimmy Jayanti, itu mah beda lagi.
Ketiga, bawalah atau pakailah sandal. Kalau kau tak ingin kakimu mengeluh karena teriknya mentari, atau dinginnya angin malam. Dan kalau kau tak ingin sepatumu bernasib malang karena pasir yang dengan senang hati menempel. Bukankah dia tidak akan datang menggendongmu atau membopongmu di tengah pasir karena kasian melihat kakimu.
Keempat, jangan lupakan topi dan kacamata. Topi dan kacamata selain berfungsi untuk menghindari panas matahari juga sebagai antisipasi kalau ketemu mantan yang masih kamu sayang dan dia lagi jalan sama pacarnya daripada nyapa yang membuatmu semakin nyesek mending berlindung dibalik topi dan kacamata, pura-pura nggak liat.
Kelima, bagimu yang memakai kerudung, jangan pakai kerudung pashmina atau segiempat. Pakailah kerudung paling praktis atau yang tak mengkhawatirkanmu akan terbuka diterpa angin yang begitu riang bermain-main. Nikmatilah pesona pantai yang kau kunjungi itu. Hingga lelah, sakit, dan segala resah di hatimu itu sedikit terobati. Jangan membuat dirimu sendiri repot karena angin mempermainkan kerudungmu.
Keenam, berpakaianlah yang nyaman. Selain melepas lelah atau berkunjung ke tempat kenangan, tujuan utama ke pantai adalah berfoto biar bisa di upload di instagram. Karena itu, pentingnya menggunakan pakaian nyaman dan pastinya cocok untuk ke pantai, OOTD gitulah. Sapa tahu entar mantanmu liat fotomu di instagram dan dia menyesal dan akhirnya balikan dan kalian nggak galau lagi deh.
Ketujuh, bawalah cemilan. Kau ingin berlama-lama berdialog dengan langit, ombak, pasir, angin, atau bahkan kenangan bukan? Jadi bawalah cemilan atau minuman, lumayankan perutmu tidak akan merengek di tengah asyiknya dirimu bersenang-bersenang di sana. Karena tidak akan ada dia yang dengan suka rela berlari mencarikanmu minuman atau cemilan saat perutmu mengeluh.
Terakhir, bawalah kamera (kamera handphonemu misalnya). Kau tentu tak ingin melewatkan fajar begitu saja bukan? Kau tentu tak ingin melewatkan birunya langit dan laut begitu saja bukan? Kau tentu tak ingin melewatkan senja yang indahnya begitu memukau begitu saja bukan? Dan kau juga tak ingin melewatkan senyum sahabat terbaik yang kau punya itu begitu saja bukan?.

Sebab move on bukan perihal melupakan melainkan mengingat tanpa rasa sakit. -lutaormi

Kau boleh saja berlari, meninggalkan apa yang seharusnya ditinggalkan. Tetapi ada beberapa yang tetap Tuhan sisakan sebagai kenangan, sebagai apa yang tidak bisa kau tinggalkan begitu saja. Seperti ketika kau berpikir untuk melepas dia yang debaran jantungnya selalu kau ingat demi sebuah alasan jarak, orang tua atau keyakinan, apalah daya jika kenyataan tak seindah pengharapan. Hari itu mungkin kau akan berkata “aku akan baik-baik saja” tanpa pernah tahu bahwa kata akan bisa berarti sebaliknya. Selanjutnya, tidak ada yang baik-baik saja ketika di suatu sore seorang temanmu berkata kekasihmu telah dimiliki orang lain. Sakit? Tentu saja, tidak menyangka bukan secepat itu dia berpindah? Sedang kau tiap malam masih memikirkan seandainya dulu, seandainya kalau…

Tetapi kau telah memilih, memilih untuk melepas, memilih kebahagianmu sendiri. Jadi berjalanlah pelan-pelan tak usah terburu-buru, abaikan ocehan mereka yang mengatakan kau begitu dungu, tak tahu diri atau apalah. Hingga akhirnya mantra itu berubah, tidak lagi aku akan baik-baik saja tetapi aku baik-baik saja tanpa akan, tanpa tetap, tanpa pasti, tanpa harus.



Menangislah seperti debur ombak yang memekak hening tanpa pernah merusak karang. Tuliskan namanya di pasir, nanti pasti lautan membawanya pergi, seperti dia yang hingga kini terpatri di hati, kelak Tuhan akan mengganti.



pelangidisenja.

Tidak ada komentar: