Perjalanan ini terasa sangat aneh
dan berbeda, untuk pertama kalinya bagiku pergi jauh hanya menggunakan motor
dan aku wanita di antara 4 pria. Aku menjadi berbeda sekarang, lebih mudah
bepergian karena gak perlu pamit pacar atau apalahapalah. Biasanya ketika aku
mau jalan jalan aku selalu berpamitan dengan tanteku, bercerita akan
perjalananku bagaimana dan siapa saja yang berangkat denganku pokoknya
menceritakan detail ke tanteku supaya gak khawatir. Namun, entah mengapa kali
ini aku gak ada bilang entah kenapa aku hanya bilang ke kakaku dan baru memberi
kabar ke Ibuku ketika aku sudah sampai di Bondowoso. Aku baru memberi kabar
kalau aku sudah di Bondwoso ketika sudah malam dan mau istirahat.
Aku menempuh perjalanan 5 jam
menuju Bondowoso, berangkat dari malang jam 8 pagi dan sampai di sana jam 2
siang. Aku berangkat bersama 4 orang temanku dan mereka semua laki-laki, ada
Linggar, Lukman, Tyo dan Yoga. Kami semua untuk pertama kalinya ke Bondowoso,
teman-temanku orang malang dan baru kali ini ke Bondowoso jadi kami semua gak
tau jalan ke sana. Hanya di temanin dengan papan pintar yang ada di jalan dan
akhirnya kita sampai juga di sana setelah dua kali beristirahat di jalan untuk
sekedar melepas lelah atau makan. Tiba di sana aku dan teman-temanku beristirahat
di rumah pacarnya Yoga yang bernama Sela.
Setelah beberapa menit
beristirahat aku di kagetkan dengan kehadiran seorang pria berperawakan tua dan
badannya kurus sama sepertiku, pria itu memanggilku dan berkata bahwa dia
adalah sepupuku. Aku yang tidak mengenali dan tidak mengetahui hanya bisa diam
dan bersikap biasa saja menanggapinya dan sedangkan sepupuku malah nangis. Aku?
yaa seperti sebelumnya Cuma diam dan dengan sedikit gak percaya punya sepupu
kok sudah tua banget. Dengan santai aku menelpon kakak kandungku buat
memastikan apa emang beneran aku punya sepupu tua dan kakaku hanya bilang “iya”
akhirnya aku cerita ke kakaku kalau aku mau di ajak ketemu sama bapakku tapi
aku juga bilang dengan satu syarat semua teman temanku juga harus ikut ketemu
dengan bapakku soalnya aku takut di culik (ini pemikiranku karena emang gak
pernah ketemu bapakku atau mungkin korban drama kali ya) kakaku menjelaskan
panjang lebar aku harus ketemu dengan bapakku dan menurutku ini sebuah paksaan,
diskriminasi seorang kakak terhadap adiknya hehehe...
Sebelum aku ke sana aku mandi
dulu sekedar membersihkan diri dan sedikit menyegarkan diri dari perjalanan
panjangku yang melelahkan itu. Kejutan belum usai, setelah aku selesai mandi
aku di kagetkan lagi dengan kehadiran seorang pria yang ngakunya kakaku “HAH
kakakku? Bukannya kakaku ada di Samarinda” pikirku dalam hati. Ternyata kakak
yang di maksud adalah kakak tiriku. Begitu rumit hidup ini bagiku dengan
kenyataan yang harus aku ketahui lagi bahwa aku memiliki kakak laki-laki satu
lagi dan dia adalah hasil perkawinan dari bapak kandung dan istrinya yang lain.
Aku semakin heran dengan kehadirannya karena menurutku dia lebih tua dari kakak
kandungku berarti dia lebih dulu lahir kan, sebenarnya emang beneran dia lebih
tua umurnya atau lebih tua wajahnya? (Cuma bertanya dalam hati). 
Aku lagi-lagi menelpon kakaku
untuk memastikannya karena hanya dia yang bisa kupercaya buat jelasin semua
ini, Cuma dia yang mengerti semua ini karena dia pernah tinggal dan dibesarkan
dengan bapakku, Cuma dia yang bisa menjelaskan dari pertanyaan yang
membingungkanku ini dan akhirnya aku mendapat jawaban bahwa Ibu kandungku
merupakan istri kedua dari bapakku dan pantas saja kakak tiriku lebih tua dari
kakak kandungku. Ternyata dulu bapakku memiliki istri dan sudah punya anak satu
yaitu kakak tiriku dan kemudian bercerai terus menikah sama ibuku sampai lahir
kakaku dan ketika aku berada dalam kandungan ternyata bapakku kembali dengan
istri pertamanya. Dan akhirnya aku menemukan titik terang kenapa bapakku
meniggalkanku itu karena dia kembali bersama istri pertamanya, aku menjadi
kasihan dengan ibuku betapa malangnya nasib seorang ibu yang di tinggal
suaminya dan membesarkan anaknya sendirian. Sungguh kerasnya hidup ini.
Jarak rumah Sela dengan rumah
bapakku tidak begitu jauh hanya berbeda desa tapi dalam satu wilayah, Aku
dengan teman-temanku berangkat naik motor keliling desa mengikuti sepupu dan kakak
tiri menuju rumah bapakku. Dengan perasaan malas dan rasa penasaran akhirnya
tiba juga di rumah bapakku. Aku merasa berada di tempat yang asing dengan
tempat ini, aku melihat rumah hijau saling bersebrangan yang ternyata itu rumah
kakak tiriku dan satu lagi adalah rumah ibu tiriku yang ku panggil “emak”,
sebelumya ketika aku baru tiba kakak tiriku memperkenalkan aku dengan pria yang
cukup tua yang  ternyata dia adalah
bapakku. AKHIRNYA SETELAH SEKIAN LAMA AKU KETEMU JUGA
DENGAN ORANG TUAKU. Kejadian seperti di rumah Sela pun terulang kembali
orang yang bersalaman denganku menangis karena kehadirannku dan seperti
sebelumnya aku hanya tersenyum karena aku merasa bertemu dengan orang asing
yang baru aku jumpai tidak ada berasaan tersentuh atau ikatan batin antara
orang tua dan anak. Aku dan teman temanku di ajak masuk ke rumah kakak tiriku,
rumah ini begitu sederhana dan hanya ada kursi dan meja tamu dan ada 2 kamar
(sepertinya ini rumah baru) aku kemudian melihat sekelilingku dan lagi lagi
sangat asing bagiku, aku merasa tidak nyaman berada di tempat ini. 
Setelah sebentar aku di rumah
kakak tiriku, aku di ajak masuk ke rumah ibu tiriku di temanin dengan bapakku
aku menuju rumah di sebrang sana. Aku di kenalkan dengan wanita yang pendek dan
tua yang dulu aku panggil emak. Emak menangis begitu melihatku, emak bertanya
kepadaku “masih ingat emak?” dan dengan santai aku jawab “TIDAK” karena emang
aku tidak ingat siapa siapa dan aku tidak mengenal siapapun di sana. Setelah di
perkenalkan dengan emak aku di ajak keliling kampung untuk menemui
saudara-saudara dari bapakku dari kakak tertua sampai adiknya. Di setiap rumah
yang ku kunjungi semua selalu sama mereka menangis melihatku dan bilangnya aku
sangat mirip dengan almarhumah nenekku (ini membuat diriku penasaran bagaimana
wajah nenekku itu karena aku belum pernah melihatnya hingga beliau meninggal)
dan ku putuskan untuk bertanya kepada bulek dan paklek adakah yang menyimpan
foto almarhumah nenekku karena aku sangat penasaran dan ingin melihatnya, dari
sekian banyak keluarga yang aku temui tidak satupun yang memiliki foto almarhum
nenekku dan kesempatan aku melihatnya pun sirna. Perbincangan basa-basi pun
selalu ada ketika aku ke rumah saudara saudaraku seperti bertanya sudah umur
berapa? kuliah di mana? Sudah semester berapa? ibu apa kabar? Mas topan apa
kabar? Sudah punya anak berapa mas topan? Dan basa basi lainnya. 
Aku sebenarnya kasihan dengan
teman-temanku yang tidak ikut berkeliling denganku, semoga mereka baik baik
saja di rumah kakak tiriku. Tidak beberapa lama kakak tiriku menyusulku dan
memberitahukan untuk segera balik ke rumahnya karena kasian dengan temanku
(akhhirnya aku kembali juga) di rumah kakak tiriku kita akhirnya makan bersama
sebelum kembali ke rumah Sela. Namun lagi-lagi aku di suruh mampir ke rumah
saudaraku, aku tidak mengenalnya dan karena terlalu banyak yang di ceritakan
sehingga aku pulang terlalu larut ke rumah Sela. Aku merasa bersalah kepada
teman-temanku karena mengganggu jam istirahat mereka dan orang tua Sela karena
membawa Sela hingga larut malam. Aku di suruh menginap di rumah emak tapi aku
tidak mau karena kasian dengan teman-temanku kalau mereka tidur di sana dan
sebenarnya akulah yang benar-benar tidak mau menginap di sana, karena aku
sangat merasa asing. Sepupuku kembali menemuikku di rumah Sela untuk menjemput
aku dan teman-temanku namun dengan bujuk rayuku kepada kakakku supaya bilang ke
bapakku bahwa aku tidak mau menginap di sana akhirnya aku dan teman-temanku
berhasil tidur di rumah Sela.
(kembali ke kisah perjalanan
liburanku)
Perjalanan ke Kawah Ijen kami
sepakat di undur besok harinya karena tidak memungkinkan untuk memaksakan diri berangkat
malam ini dengan badan yang lelah tidak ada beristirahat dan ini adalah malam
jum’at (katanya gak baik ke sana malam jum’at). Akhirnya dengan kesepakatan
berangkat hari jum’at dan di pandu oleh kakak tiriku dan sepupuku menuju kawah
ijen maka liburan kita di Bondowoso bertambah satu hari lagi. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar