Dear my husband, kenapa malu sama aku? Apakah aku terlalu tidak pantas untuk bersamamu? Apakah aku terlalu tidak layak untuk menemanimu? Kenapa kamu malu denganku sedangkan diriku begitu bangga sama kamu. 
Dear my husband, aku sekarang terlalu insecure sama diriku sendiri apakah aku tidak layak untuk dicintai sama seseorang. Aku tidak menuntut banyak cukup dicintai dan disayangi dengan tulus, yang gak malu ada aku disisinya. 
Kenapa kamu begitu mudah mengucapkan sayang i love you kepada orang lain, sedangkan kepadaku? Tidak ada. Kenapa kamu bisa membuat aku cemburu terhadap orang lain? Tidak bisakah orang lain saja yang cemburu kepadaku? Kenapa harus terbalik? Kenapa aku yang berada di posisi cemburu itu? Kenapa kamu enggan bergandengan denganku? Sedangkan kamu tanpa malu bergandengan dengan orang lain? 
Apakah menikah denganku adalah pilihan yang salah? Apakah kamu menyesal telah memilihku untuk menemani sisa hidupmu? Apakah kamu ingin memutar waktu kembali? Saat sebelum kamu mengenalku dan sebelum kita menikah? Apakah kamu akan bahagia jika menikahnya bukan denganku? Apakah bahagia bisa tercipta jika bukan denganku? 
Dear my husband, apakah berat untuk melepaskannya? Apakah masih susah untuk memilih satu hati saja. Kenapa kamu rela membagi cinta? Kenapa kamu bisa menjaga dua hati? Tidakkah kamu memikirkan tentangku juga? Kenapa hanya memikirkan dirimu? Bagaimana denganku? Sampai kapan aku harus menunggu untuk kamu? Apakah aku harus berhenti disini? Apa itu yang kamu mau? Apa aku sudahi saja perjuanganku? Apa aku harus menyerah? 
Kenapa kamu terlihat begitu melindunginya? Tak bolehkah aku meluapkan amarahku? Aku hanya ingin dia tau bahwa aku benar benar marah, bahwa aku ingin dia sadar kalau dia salah, aku hanya ingin menyampaikan apa isi hatiku, dan apa kamu tau bahwa mental aku dibuat benar benar hancur oleh kamu dan dia? 
Dear my husband, kenapa meminta maaf begitu sulit bagimu? Apakah aku tak perlu kata maaf? Apa kamu tidak merasa bersalah kepadaku? Apakah yang kamu lakukan itu bukan sebuah kesalahan? Lantas apa? Apakah sebuah anugerah bisa kenal dia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar