Putihku, 
Kau begitu banyak menemaniku selama ini menemaniku dalam aku
sedih dan senang, kita berjalan gak tau tujuan kita berjalan gak tau arah. Menempuh
rintangan-rintangan yang berada di jalan, aku terbiasa jalan denganmu, aku
terbiasa berdua denganmu, aku nyaman berada bersamamu, aku sayang kamu. Aku di
beri tanggung jawab untuk menjagamu dan memilikimu.
Kau menemaniku kebromo, kau menemaniku ke banyak pantai yang
ada di Malang misalnya aja pantai kondang merak yang untuk pertama kali aku
mengajak mu perjalanan jauh dan kamu kuat, kamu bisa, lalu untuk kedua kalinya
ku ingin mengajakmu perjalanan jauh lagi, dan kita pergi ke pantai tamban, dan
pantai terakhir yang kita datangin bersama sama yaitu ke pantai banyu anjlok
meskipun di sini cuma kita yang begini, tapi aku bangga sama kamu karna  kamu bisa melewati rintangan-rintangan yang
ada dan hingga akhir kamu masih baik-baik saja. Rencananya kita mau ke
banyuwangi bersama, kita membuat sejarah lagi, kita mampir ke mana mana dan aku
akan banggakan kamu kepada orang-orang bahwa kamu kuat. 
Kau mungkin sudah lelah denganku, kau kini menghilang, kau
udah gak ada lagi, kau di ambil orang kau berpaling dariku. Kau hilang begitu
cepat, secepat itu kah kau menghilang sudah hampir 3 tahun kita bersama kenapa
secepat itu kau menghilang, kenapa secepat itu kau meninggalkanku. Aku sedih
karena kita sekarang sudah tidak bersama, aku sedih sekarang gak ada lagi yang
nemanin aku jalan-jalan. Gak ada yang menemaiku saat aku galau, bahagia, resah,
gelisah, gundah, gulana, bahagia, tertawa, khawatir.
Karenamu aku pertama kali berurusan dengan polsek dan
polres, aku rela berjam jam diinterogasi sama polisi, di beri banyak pertanyaan
sama polisi, aku menginginkanmu kembali karena kau banyak sejarah denganku, aku
menginginkan membuat sejarah lagi denganmu. Memperpanjang perjalanan kita,
memperpanjang pertemuan kita, memperpanjang kebersamaan kita.
Malam itu aku ingat banget malam senin 26 januari, aku mau
makan ketan dan kita ngumpul dikedai kopi yang biasanya sambil menunggu teman-teman
yang lain pada datang tapi pas aku keluar dari kedai kopi dan mau jalan lagi
beli ketan yang aku mau eh malah kamu menghilang dari tempat semula dan aku
mencarimu di tempat lain tapi kamu gak ada juga, aku panik aku syok aku gak bisa
berbuat apa apa, aku bingung mau melakukan apa aku gak tau mau gimana, aku gak
tau harus bagaimana sekarang, di mna kamu aku pun tak tahu. Aku hanya bisa
nangis dan memikirkan bagaimana caranya aku bilang sama orang tuaku dan orang
rumah bahwa kamu sudah gak ada lagi.
Aku di antar teman-temanku yang lain untuk mencarimu dan
akhirnya kita batal beli ketan, aku ke polres dan polsek untuk mencarimu.
Sebenarnya aku merasa gak enak sama mereka karna aku mereka gak jadi ke pos
ketan dan malah ikut ke polres dan polsek hingga larut malam banget, aku di
sana menangisimu, kamu di mana? Siapa yang bawa kamu? Kamu seharusnya
bersamaku, bukan bersama orang lain. Pak polisi bilang gak papa nanti dapat
penggantinya tapi aku sedih, aku sedih karena berarti sejarah kita ikut hilang
juga, aku batal buat cerita kepada anak cucuku nanti bahwa kita hebat dalam
berjuang melawan cobaan.
Hingga cerita ini aku post pun aku belum dapat penggantimu,
aku masih dalam proses dan dalam tahap sedang melakukannya walaupun
kemungkinannya kecil tapi aku gak boleh pesimis menghadapinya aku harus optimis
bahwa semua baik-baik saja. Aku sempat berfikir apa ini petunjuk dari allah
bahwa aku emang harus melupakan orang itu dengan cara menghilangkan semua
jejaknya? dengan cara menghilangkanmu juga karena orang itu pernah bersamamu
juga?