2015
Sudah
Desember tanggal 29, saya ingin mengulas balik apa-apa yang sudah terjadi di
tahun ini. Tahun yang membuat saya menjadi mengerti tentang banyak hal. Salah
satunya adalah tentang rezeki. Rezeki setiap orang diatur sedemikian rupa
sesuai porsi masing-masing. Tahun yang mengajarkan saya untuk menjadi mandiri, untuk menjadi kuat setelah kehilangan beberapa kali.
- Tahun 2015 adalah tahun yang dimana saya berjalan menyusuri beberapa gunung di Indonesia walau hanya pulau Jawa. Dan semua itu terjadi karena saya sedang melarikan diri dari keramaian kota, saya sedang berusaha berontak akan hasil yang di dapat setelah sekian lama menanti, saya dalam masa pelarian diri dari masalalu yang sangat berat untuk dilupakan.
 - Tahun ini juga saya patah hati lagi dan tepat dua duanya di bulan Desember, entah saya harus suka atau tidak. Karena sejatinya saya suka Desember yang selalu menghadirkan hujan dan saya dibuat tidak suka dengan Desember ingin segera mengakhiri Desember tetapi selalu merindukan bulan Desember yang tak ingin berpisah dengan Hujan yang selalu hadir disetiap waktunya.
 - Alhamdulillah di tahun 2015 saya sudah bisa memulai bisnis Hijab yang sebenarnya saya tidak menyadari kalau saya pernah berucap "tahun ini saya harus memulai bisnis, entah apapun itu" dan ternyata di penghujung tahun ini bisnis saya berjalan, sebuah pencapaian yang tidak terduga karena ini keputusan dengan asal ucap pertengahan tahun kala saya masih galau karena masalalu dengan tekad "AKU HARUS BISA MENGHASILKAN SESUATU AGAR DIA BANGGA" dan insyaAllah bisnis jilbab ini bisa terus berjalan dengan lancar hingga 2016 dan seterusnya. Allah Maha Besar!
 - Ditahun ini saya untuk pertama kalinya bertemu dengan Ayah saya yang dari saya lahir tidak pernah melihat dan berjumpa beliau, meski awalnya canggung tapi akhirnya saya berusaha untuk biasa saja, karena bagaimanapun beliau adalah orang tua saya. Pertemuann yang tidak disengaja karena saya sebenarnya berniat liburan dan diberi bonnus untuk menjumpai Ayah saya di kota yang sama dimana tempat saya berlibur.
 - Ditahun ini saya beberapa kali merasakan kehilangan, pada Januari tepatnya 26 Januari saya kehilangan kendaraan saya, waktu itu saya terpukul karena masih merasa kehilangan seseorang dan kali ini saya harus merasakan kehilangan lagi namun karena kehilangan itu saya mendapat pengganti yang membuat saya lebih bahagia. Ya saya percaya bahwa sejatinya ada yang datang dan ada pula yang pergi. semua seperti siklus yang tidak bisa kita cegah.
 - Di tahun ini juga saya sempat bertemu dengan seseorang yang sedikit telah merubah hidup saya. Seseorang yang dari awal tahun hingga menjelang akhir tahun sering bersama saya, sering menemani saya berekeliling melihat indahnya Indonesia, yang hadir tidak sempat sampai satu tahun itu. Tetapi banyak pelajaran yang didapat, untuk lebih menghargai orang lain, untuk lebih mengerti budaya yang berbeda antara kota tempat saya dibesarkan dan kota yang saat ini saya tempati. karena sejatinya berbeda tempat berbeda pula adat istiadatnya. Setiap orang yang hadir dalam hidup kita punya jatahnya sendiri-sendiri. ada yang sebentar saja lalu pergi. ada yang sedikit lebih lama dari kata sebentar. jangan terlalu meratapi kehilangan, hidup memang seperti ini.
 - Bertemu orang-orang baru entah saat ke gunung atau sedang meminum kopi dan tanpa sengaja karena tuntutan tugas kampus adalah sebuah anugerah tak terkira bisa menjadi bagian dari orang-orang seperti mereka. Sebab dengan mereka pulalah -dengan jaringannya yang luar biasa- saya mendapatkan teman-teman di mana-mana.
 - Di tahun ini saya tahu mana teman yang benar-benar peduli dengan saya, bukan hanya untuk mendapat pengakuan sebagai teman tapi lebih dari sekedar teman. Mereka menjadi keluarga kedua bagi saya, mau jarak jauhnya seperti apa itu tidak membuat kita jadi semakin jauh juga, malah semakin mendekatkan. Bertukar kabar antara Malang dan Samarinda, hanya untuk sekedar tau bagaimana perkembangannya, bagaimana keadaannya, apa saja yang sudah saya lewatkan di Samarinda. Saya bangga dengan mereka karena sebenarnya tidak perlu banyak tetapi cukup setia.
 
Dan masih
banyak hal-hal luar biasa yang sifatnya “rahasia” yang terjadi di tahun ini.
Kalau kita semua bisa merenungkan-merefleksikan diri tentang segala hal yang
terjadi di tahun ini. Maka yakin tidak ada satu pun nikmat Tuhan yang bisa kita
dustakan.
Kalau kita
terus melihat ke atas, saat orang lain sudah merasa sesuai targetnya-kitanya belum, saat orang
lain sudah punya pasangan-kita juga belum, saat orang lain sudah memiliki ini
itu-kitanya belum. Kita mungkin akan jatuh pada kondisi yang tidak
menyenangkan. Bukankah dengan syukur, Tuhan akan menambah nikmat kepada kita? 
Dan nikmat
berupa ketenangan hati dan pikiran adalah nikmat yang besar. Hati yang tenang
tanpa rasa iri, dengki, prasangka, dan segala hal lainnya. Pikiran yang tenang
tanpa keresahan dan hal lain adalah hal yang langka.
Dan tahun
2016 sudah menjelang, karena saya tidak merayakan tahun baru seperti tahun sebelumnya. Maka saya hanya
ingin menandainya dengan to-do-list baru hasil revisi dari tahun 2015 yang
belum tercapai dan sudah dievaluasi.
Insyaallah,
2016 akan ada banyak tantangan. Bismillah. Yok bahagia, Yok Tersenyum. Jangan lupa Bersyukur hari ini.